Soko Bisnis

Gejolak Serangan AS ke Iran Bikin Bitcoin Terkapar! Ini Prediksi Analis Kripto soal Peluang Rebound

Gejolak AS-Iran bikin Bitcoin anjlok di bawah USD 99K. Investor tarik dana dari kripto. Analis: ini peluang beli saat valuasi rendah, bukan sinyal bahaya!

By Ulfah Wafa Almubarokah  | Sokoguru.Id
23 Juni 2025
<p>Bitcoin jeblok usai konflik AS-Iran! Tapi kata analis, ini saatnya cerdas ambil peluang. Jangan panik, kripto masih punya harapan bangkit!</p>

Bitcoin jeblok usai konflik AS-Iran! Tapi kata analis, ini saatnya cerdas ambil peluang. Jangan panik, kripto masih punya harapan bangkit!

SOKOGURU- Di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik dunia, pasar kripto kembali bergejolak tajam. 

Kali ini, aksi militer Amerika Serikat terhadap Iran membuat harga Bitcoin anjlok hingga menyentuh batas psikologis USD 99.000, level terendah sejak awal Mei 2025. 

Kondisi ini memicu kepanikan di pasar aset digital global, termasuk Ethereum, Solana, hingga Dogecoin, yang ikut terseret arus penurunan harga.

Fenomena ini menjadi peringatan keras bagi para investor kripto, bahwa gejolak global bukan sekadar berita politik, tapi juga berdampak langsung terhadap pergerakan harga aset digital. 

Meski sempat digadang sebagai safe haven atau lindung nilai terhadap inflasi, nyatanya Bitcoin tetap dianggap sebagai aset berisiko dalam kondisi dunia penuh ketidakpastian.

Harga Bitcoin Anjlok, Ethereum dan Altcoin Ikut Lemas

Pada Senin, 23 Juni 2025, harga Bitcoin sempat menembus di bawah USD 99.000, menjadikannya level terendah dalam 6 minggu terakhir. Koreksi ini langsung memicu tekanan beruntun di aset kripto lain:

  • Ethereum terkoreksi lebih dari 10 persen
  • Solana amblas sekitar 7 persen
  • XRP turun 8 persen
  • Dogecoin longsor nyaris 9 persen

Data dari CoinGlass menunjukkan bahwa lebih dari USD 1 miliar posisi trader kripto terlikuidasi dalam waktu 24 jam. Sebagian besar berasal dari posisi long yang terlalu agresif.

Gejolak Geopolitik Bikin Pasar Kripto Goyang
Menurut Vice President INDODAX, Antony Kusuma, penurunan ini tidak bisa dilihat hanya dari aspek teknikal. Ia menyebutkan:

"Pasar kripto saat ini sangat sensitif terhadap berita geopolitik yang menimbulkan ketidakpastian. Respons pasar terhadap serangan AS ke Iran menunjukkan bahwa Bitcoin, meski kerap dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, tetap dipandang sebagai aset berisiko oleh sebagian investor.”

Ia menambahkan bahwa investor sudah mulai mengurangi eksposur ke kripto sejak isu serangan mencuat pekan lalu. 

Hal ini terlihat dari penurunan tajam arus masuk ke ETF spot Bitcoin, yang dari awal pekan sempat mencapai USD 1 miliar, namun nol di hari Kamis dan hanya USD 6,4 juta di hari Jumat.

Meski situasi geopolitik membuat harga turun tajam, Antony meyakini ini bukan sinyal bahaya permanen bagi investor jangka panjang.

"Koreksi tajam seperti ini tidak selalu berarti ancaman. Justru, bagi investor berpengalaman, ini bisa menjadi kesempatan untuk masuk pada valuasi yang lebih menarik.”

Apalagi sejak halving Bitcoin April 2024, pasar masih berpeluang naik. Dalam sejarahnya, tren bullish pasca-halving bisa berlangsung 12–18 bulan.

Ketegangan Iran Bisa Dorong Minyak ke USD 130 per Barel
Situasi makin pelik saat JPMorgan memprediksi bahwa jika Iran menutup Selat Hormuz, harga minyak bisa tembus USD 130 per barel. 

Ini akan mengerek inflasi AS hingga mendekati 5 persen, memaksa The Fed mempertimbangkan menaikkan suku bunga kembali.

Kondisi ini membuat investor lari dari aset berisiko tinggi seperti kripto dan beralih ke aset yang dianggap lebih aman seperti emas atau obligasi.

Fundamental Kripto Masih Kuat, Ini Strateginya!

Meski gejolak belum reda, Antony mengingatkan bahwa fundamental Bitcoin tetap kokoh, mengingat:

  • Pasokan terbatas
  • Adopsi institusi meningkat
  • Transparansi dan regulasi makin ketat

"Meskipun tekanan saat ini berat, fondasi fundamental Bitcoin masih sangat kuat, terutama dengan terbatasnya suplai dan semakin meningkatnya penerimaan institusi. Ini hanya bagian dari dinamika jangka pendek yang selalu hadir dalam siklus kripto."

Kondisi saat ini memang menguji mental investor kripto. Tapi seperti siklus sebelumnya, Bitcoin pernah anjlok dan kembali rebound lebih kuat. 

Bagi yang paham strategi dan nilai jangka panjang kripto, ini adalah momen penting untuk evaluasi portofolio dan tetap tenang.

INDODAX juga menegaskan bahwa pihaknya akan terus mengedukasi pengguna, menjaga legalitas transaksi, dan bekerja sama dengan regulator agar ekosistem tetap sehat.(*)